BAB I
STRES AWAL TIMBULNYA PENYAKIT
Pada Awal Bab ini kita akan mengenal Istilah “Stress” terlebih
dahulu, karena ada kaitannya dengan kondisi kesehatan mental atau
fisik seseorang yang ingin menjadi seorang Praktisi Parapsikologi
atau dalam rangka mengolah diri serta mengembangkan potensi
alam bawah sadarnya. Penyakit orang di zaman sekarang umumnya
disebabkan oleh suasana fikiran, yang banyak memberikan dampak
negatif, seperti gangguan-gangguan penyakit fisik dan mental.
Keadaan itu disebabkan kacaunya fikiran dari berbagai macam
problema kehidupan yang multidimensi, dan akhirnya seseorang
menghadapi kegalauan dalam hidupnya. Istilah kebingungan atau kegelisahan orang sekarang
banyak mengenalnya dengan istilah Ilmu Psikologi yaitu: Stres dan Penderita disebut dengan
Stresor.
Apa Stress itu ?” dan apa Obat mujarabnya untuk keluhan penyakit orang modern ini ?”
yang akhirnya sering disertai dengan penyakit lain yang ditimbulkannya. Apakah kita harus terus
mengkonsumsi obat penenang sebagai solusi terbaik untuk menghindari tingkat stres yang
diderita kita ?”. Dengan pendekatan Psikologi, penerapan metode ADEM ATI PROGRAM sangat
banyak dirasakan sangat efektif oleh setiap pesertanya, dimana penyakit psikologis yang dapat
menimbulkan penyakit fisik, bahkan sampai tingkat serius dapat di sembuhkan secara alami,
melalui olah Meditasi Khas. Seperti: Darah Tinggi, Diabetes Millitus / Kencing Manis, Prostat,
radang Tenggorokan, Asma, Pengurangan dampak Epilepsi, Maag, Migren, dll.
Istilah stres menunjukkan adanya tekanan atau kekuatan pada tubuh, dalam ilmu
psikologi, dikenal dengan istilah stres (stress) dan Sumber Stres disebut Stresor (stressor). Istilah
stres berbeda dengan istilah distres (distress). Istilah distres mengacu pada penderitaan fisik
atau mental. Dalam batas tertentu stres sehat untuk diri kita, stres membantu kita untuk tetap
aktif dan waspada. Akan tetapi stres yang sangat kuat atau berlangsung lama dapat melebihi
kemampuan kita untuk mengatasinya dan menyebabkan distres emosional seperti: depresi atau
kecemasan, atau keluhan fisik seperti: kelelahan, meningkatnya asam lambung dan sakit kepala,
bahkan dapat menyebabkan sampai tingkat penyakit serius lainnya.
STRES TINGKAT RINGAN
Maladaptif (Gangguan Penyesuaian), merupakan gangguan psikologis dan termasuk
kelompok gangguan stres yang paling ringan. Gangguan Penyesuaian ditandai dengan adanya
tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa. Reaksi maladaptif ini terlihat dari adanya
tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
akademis, atau adanya kondisi distres emosional yang melebihi batas normal. Diagnosis
gangguan penyesuaian bisa ditegakkan bila reaksi terhadap stres tersebut tidak memenuhi
kriteria diagnostik sindrom klinis yang lain seperti gangguan kecemasan.
Menggolongkan ”gangguan penyesuaian” sebagai sebuah gangguan mental yang
memunculkan beberapa kesulitan, karena tidak mudah mendefinisikan apa yang normal dan
tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian. Bila ada krisis dalam pekerjaan, saat dituduh
melakukan kejahatan, mengalami kebanjiran, gempa atau badai, bisa dimengerti bila kita
mengalami kecemasan atau depresi. Sebaliknya, justru apabila kita tidak bereaksi akan
mengalami ”maladaptif”, (misalnya cemas), paling tidak secara temporer, karena terjadinya
peristiwa-peristiwa seperti tersebut diatas, dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri
kita. Namun, bila reaksi emosional kita berlebihan, atau kemampuan kita untuk berfungsi
mengalami penurunan, misalnya, menghindari interaksi sosial, sulit bangun tidur, maka kondisi ini
bisa di diagnosis sebagai “Gangguan Penyesuaian”.
Sumber-sumber psikologis dari stres tidak hanya menurunkan kemampuan kita untuk
menyesuaikan diri, tetapi secara tajam juga mempengaruhi kesehatan kita. Bahkan hampir semua penyakit fisik yang dialami orang yang datang memeriksakan diri pada dokter atau
disfungsional organ (tidak berfungsi sebagimana mestinya) pada umunya keluhan penyakit orang
sekarang ini, sering berhubungan dengan stres. Stres dapat meningkatkan risiko terkena
berbagai jenis penyakit fisik, dari mulai gangguan pencernaan sampai penyakit jantung, bahkan
dari kelelahan berfikir galau atau stres pada seseorang, dapat menggangu organ lainnya pula
seperti liver, pankreas, dll.
EFEK STRES
Pada keadaan Stres membawa efek domino dalam sistem endokrin (endocrine system),
yaitu sebuah sistem tubuh, berupa kelenjar yang memproduksi dan melepaskan sekresi yang
disebut hormon (hormones), langsung ke saluran darah (kelenjar yang lain, seperti kelenjar ludah
yang memproduksi air liur). Sistem endokrin yang terdiri dari kelenjar-kelenjar mendistribusikan
hormon keseluruh tubuh. Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam menampilkan respons tubuh
terhadap stres. Pertama, hipotalamus, suatu struktur kecil di otak, melepas suatu hormon yang
menstimulasi kelenjar pituari didekatnya, untuk menghasilkan adrenocorticotrophic hormone
(ACTH), selanjutnya menstimulasi kelenjar adrenal yang berlokasi di atas ginjal. Di bawah
pengaruh ACTH, lapisan terluar kelenjar adrenal yang disebut korteks adrenal, melepas
sekelompok steroid (misalnya, cortisol dan cortisone). Kortikol steroid ini (disebut juga
kortikosteroid) merupakan hormon yang mempunyai sejumlah fungsi yang berbeda-beda dalam
tubuh. Hormon ini mendorong perlawanan terhadap stres, membantu perkembangan otot dan
menyebabkan hati melepaskan gula, saat seseorang yang mengalami stres (Stresor) mengalami
semacam ancaman atau ketertekanan. Mereka juga membantu tubuh mempertahankan diri dari
reaksi alergi dan peradangan (inflammation).
Demikian pula Cabang Simpatis dari susunan saraf otonom (ANS) menstimulasi lapisan
dalam dari kelenjar adrenal, disebut: medulla adrenalis, untuk melepas zat kimia yang disebut
catechholamines-epinefrina (adrenalin) dan nonepinefrina (nonadrenalin). Zat ini berfungsi
sebagai hormon setelah terlepas di dalam aliran darah Nonepinefrina juga diproduksi di sistem
saraf dan berfungsi sebagai suatu neurotransmitter. Gabungan epinefrina dan nonepinefrina
menggerakkan tubuh menghadapi stresor dengan meningkatkan kerja jantung dan menstimulasi
hati untuk melepaskan persediaan gula, menjadi tenaga yang bisa digunakan untuk melindungi
diri kita dalam situasi yang mengancam. Hormon-hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar
adrenal membantu tubuh menyiapkan diri mengatasi stresor atau ancaman. Apabila stresor
sudah terlewati, tubuh kembali pada keadaan normal. Selama terjadi stres yang kronis, tubuh
terus-menerus memompa keluar hormon-hormon, yang dapat menyebabkan kerusakan pada
seluruh tubuh, termasuk menekan kemampuan dari sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita
dari berbagai infeksi dan penyakit. Untuk itu pada kondisi yang serba rumit ini, sangat dibutuhkan
suatu metode “Relaksasi Instant” untuk menghindari stres, seperti Teknik Latihan Meditasi ADEM
ATI PROGRAM.
MENINGKATKAN IMMUNE
Meditasi ADEM ATI PROGRAM yang dipraktekkan oleh setiap pesertanya, dapat
meningkatkan Immune System pada dirinya. Apa itu IMMUNE SYSTEM ?, yakni Sistem
Kekebalan Tubuh atau sistem pertahanan tubuh melawan penyakit. Perlawanan terhadap
penyakit ini dilakukan dengan berbagai cara. Tubuh Anda secara konstan akan melakukan misi
untuk mencari dan membunuh mikroba. Berjuta sel darah putih yang disebut leukosit
(leukocytes), adalah pasukan sistem kekebalan tubuh dalam peperangan mikroskopis ini.
Leukosit secara sistematis menyelubungi dan membunuh patogen (pathogens) seperti bakteri,
virus, dan jamur; sel-sel tubuh yang sudah rusak; dan sel-sel kanker.
Leukosit mengenai patogen-patogen yang menyerang ini dari lapis dan permukaan
mereka yang disebut antigen (antigens), atau bisa dikatakan sebagai generator antibodi.
Beberapa leukosit memproduksi antibodi (antibodies) protein khusus yang melekat pada sel-sel
yang dianggap asing, menonaktifkan sel-sel tersebut, memberi tanda bagian mana yang harus
dihancurkan. Limfosit khusus yaitu ”memory lymphocytes” ( limfosit adalah suatu jenis leukosit )
tidak bertugas menghancurkan sel-sel asing, tetapi berfungsi sebagai cadangan. Limfosit ini dapat berada dalam aliran darah selama bertahun-tahun dan membentuk pasokan untuk
memberikan respon kekebalan yang cepat terhadap penyerangan berikutnya.
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat kita rentan terhadap penyakit
karena melemahnya sistem kekebalan tubuh, membuat kita rentan terhadap penyakit umum
seperti demam dan flu, juga meningkatkan risiko berkembangnya penyakit kronis, termasuk
kanker.
SEMBUHKAN PENYEBAB STRES
Traumatis
Demikian juga berbagai stresor psikologis seperti gejala umum mereka yang merasakan suatu
tekanan persoalan, seperti keadaan yang digambarkan pada seorang anak yang akan
mengahadapi ujian sekolahnya, biasanya pasti menghadapi suatu beban dalam fikirannya seperti
sulit tidur, atau karena stres mengalami peristiwa traumatis seperti gempa bumi, angin badai,
atau bencana alam dan teknologi lainnya, ataupun karena kekerasan. Masalah kehidupan seperti
perceraian atau tidak memiliki pekerjaan dalam waktu lama juga mempengaruhi sistem
kekebalan.
Dukungan Sosial
Menurut Jemmott (1983), dukungan sosial tampaknya mengurangi efek negatif stres dalam
sistem kekebalan tubuh. Sebagai contoh peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki
banyak teman mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik daripada mahasiswa yang
mempunyai teman sedikit. Begitu pula Menurut Glaser (1985), siswa-siswa yang kesepian
menunjukkan penurunan respon kekebalan yang lebih besar dibandingkan siswa-siswa yang
memiliki dukungan sosial yang lebih banyak. Dan penelitian Kiecolt (1987) menerangkan orang
yang baru bercerai pada rumah tangganya juga menunjukkan bukti-bukti memiliki respon
kekebalan yang menurun, terutama bagi mereka yang lebih terikat dengan mantan pasangannya.
Influenza
Pemaparan terhadap stres dikaitkan dengan peningkatan dan risiko berkembangnya influenza.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Stone dkk., (1994), orang-orang yang dilaporkan
mengalami tingkatan stres harian yang lebih tinggi, seperti tekanan di tempat kerja, menunjukkan
antibodi yang lebih rendah dalam darah, dan berfungsi melawan virus flu. Pada penelitian lain,
Cohen dkk (1998) memaparkan tentang stres kronis yang parah bila berlangsung selama
sebulan atau lebih dan terkait dengan pekerjaan yang tidak menentu, seperti: pengangguran,
atau masalah pribadi dengan anggota keluarga atau teman, dapat diasosiasikan dengan resiko
berkembangnya influenza yang lebih besar. Namun, dukungan sosial dapat meningkatkan
ketahanan pada influenza. Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki tipe hubungan
sosial yang lebih beragam-dengan pasangan, anak-anak, keluarga lainnya, teman, kolega,
anggota organisasi dan kelompok religi, dan seterusnya-lebih kecil kemungkinannya
dibandingkan orang lain untuk terserang influenza. Dalam agama juga telah dianjurkan agar kita
penting melakukan hubungan sosial antar sesama atau bagi umat Islam dikenal dengan
”memperbanyak silaturahmi” dan banyak berkawan pada orang-orang yang memiliki pandangan
positif.
Sindrome
Peneliti tentang stres, Hans Selye (1976) menciptakan istilah sindrom adaptasi menyeluruh
(general adaptation syndrome / GAS) untuk menjelaskan pola respons biologis umum terhadap
stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Model GAS menyatakan bahwa dalam keadaan
stres, tubuh kita seperti jam dengan sistem alarm yang tidak berhenti sampai tenaganya habis.
Gas terdiri tiga tahap: Tahap reaksi waspada (alarm reaction), tahap resistensi (resistance
stage), tahap kelelahan (exhaustion stage). Persepsi terhadap stresor yang muncul secara tiba-
tiba (contohnya sebuah mobil yang menyalip mobil Anda di jalan tol) akan memicu munculnya
reaksi waspada. Reaksi ini menggerakkan tubuh untuk mempertahankan diri. Diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin dan cabang simpatis dari sistem saraf otonom. Pada tahun 1929,
Walter Cannon, seorang ahli fisiologi (Harvard University) menyebut pola respons ini sebagai
“reaksi berjuang atau melarikan diri (fight-or-flight reaction)”. Apabila stresor bersifat persisten,
kita akan mencapai tahap resistansi (resistance stage), atau tahap adaptasi pada GAS. Respon-
respons endokrin dan sistem simpatis (misalnya, melepaskan hormon-hormon stres) tetap pada
tingkat tinggi, tetapi tidak setinggi sewaktu tahap reaksi waspada. Pada tahap ini tubuh
membentuk tenaga baru dan memperbaiki kerusakan. Apabila stresor tetap berlanjut atau terjadi
stresor baru yang memperburuk keadaan, kita dapat sampai pada tahap kelelahan (exhaustion
stage) dari GAS. Meskipun daya tahan terhadap stres antar individu berbeda, semua individu
pada akhirnya kelelahan atau kehabisan tenaga. Tahap kelelahan ditandai oleh dominasi cabang
parasimpatis dari ANS (susunan saraf otonom). Sebagai akibatnya, detak jantung dan kecepatan
nafas menurun. Apabila kondisi sumber stres menetap, kita mengalami apa yang disebut Selve
sebagai “penyakit adaptasi” (diseases of adaptation). Penyakit adaptasi ini rentangnya panjang,
mulai dari reaksi alergi sampai penyakit jantung, bahkan sampai pada kematian.
PSIKOSOMATIS
Gangguan fisik yang diyakini disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor psikologis pada
masa lalu disebut Psikosomatis (psychosomatic) atau psikofisiologis. Istilah psikosomatis berasal
dari bahasa Yunani psyche, yang artinya “jiwa” atau “intelek,” dan “soma” yang berarti “tubuh”.
Gangguan fisik yang menyangkut unsur psikologis bentuknya mulai dari asma dan sakit kepala
sampai sakit jantung.
Tukak lambung
Maag juga merupakan penyakit disebabkan gangguan psikosomatis, tetapi telah dievaluasi
kembali dalam penelitian yang mendapatkan bahwa suatu bakteri, H. Pylori, dan bukan stres
atau diet, penyebab sebagian besar penyakit maag. Peneliti-peneliti mencurigai bahwa maag
terjadi karena bakteri merusak lapisan pelindung perut atau usus. Pengobatan dengan antibiotik
dapat membantu menyembuhkan maag dengan cara menyerang bakteri secara langsung, belum
diketahui mengapa sebagian orang yang memiliki bakteri didalam tubuhnya ada yang mengalami
maag dan ada yang tidak. Keganasan jenis H pylori mungkin berperan dalam menentukan
apakah orang yang terinfeksi H. Pylori tersebut kemudian terkena maag. Selain itu ada
kemungkinan pula bahwa stres psikologis berperan juga.
Demikian pula sakit kepala yang terjadi tidak bersamaan dengan gejala-gejala yang lain, maka
sakit kepala ini dapat dikelompokkan sebagai gangguan fisik yang berhubungan dengan stres,
yang dapat menyebabkan kontraksi kuat terhadap kulit kepala, muka, leher dan bahu sehingga
muncul sakit kepala yang periodik dan kronis. Sakit kepala seperti itu secara beransur-ansur
berkembang dan biasanya ditandai dengan rasa sakit yang terus-menerus di kedua sisi kepala,
disertai dengan tekanan yang menghimpit.
Sebuah survei di daerah Baltimore menunjukkan bahwa 38% responden mengeluh kadang-
kadang mengalami sakit kepala karena tegang. Survei ini menunjukkan bahwa wanita akan
mengalami tingkat sakit kepala16% lebih tinggi dari pada laki-laki. Kebanyakan sakit kepala yang
lain, termasuk sakit kepala sebelah (migren) yang parah, diyakini melibatkan perubahan aliran
darah ke kepala.
Migren
Migren diderita oleh lebih dari 28 juta orang Amerika. Biasanya migren berlangsung selama
beberapa jam atau beberapa hari. Sakit ini dapat muncul setiap hari atau sering kali setiap
bulannya. Sakit ini ditandai dengan rasa yang menusuk disebelah sisi kepala atau di belakang
mata. Sakit ini dapat menjadi begitu intensnya sehingga tidak tertahankan. Upaya mengatasi
sakit migren yang parah malah dapat menimbulkan rendahnya kualitas hidup dan menimbulkan
gangguan pada tidur, dan proses berpikir (Lipton dkk., 2000).
Menurut Olesen (1994), ada dua tipe utama migren yaitu tanpa aura (disebut migren biasa) dan
migren dengan aura (disebut dengan migren klasik). Aura adalah sekelompok tanda peringatan sebelum terjadinya serangan migrein. Aura dicirikan dengan distorsi persepsi seperti kilatan
cahaya, gangguan pandangan, atau pandangan gelap gulita. Kira-kira 1 sampai 5 penderita
migren mengalami aura ini. Ada dan tidaknya aura ini, kedua migren ini dapat dikatakan sama.
Bisul
Radang dinding lambung adalah lubang dalam lapisan perut (duodenum) yang ditimbulkan oleh
pengeluaran terlalu banyak asam hidroklorik. Pada proses pencernaan, asam hidroklorik
berinteraksi dengan macam-macam enzim untuk melumatkan makanan ke dalam komponen-
komponen yang dimanfaatkan oleh tubuh. Bila asam hidroklorik dikeluarkan dalam jumlah yang
terlalu banyak, asam itu pelan-pelan mengikis lapisan getah yang melindungi dinding perut, dan
menimbulkan lubang-lubang kecil. Sejumlah faktor dapat menyebabkan peningkatan keluarnya
asam hidroklorik, dan stres kejiwaan tampaknya merupakan salah satunya.
Stres yang tak terkontrol benar-benar mendorong ke arah timbulnya bisul. Stres merupakan
faktor yang menjurus ke bisul – terutama untuk orang-orang yang secara biologis cenderung
untuk mengeluarkan asam hidroklorik secara besar-besaran. Pengawas perjalanan kapal udara,
yang bekerja di bawah tekanan yang meningkat dan harus memberikan keputusan segera yang
mempengaruhi keselamatan beratus-ratus orang, mempunyai penderitaan bisul (radang) dinding
lambung yang paling tinggi dalam segala profesi dan kemungkinan lebih besar untuk menderita
tekanan darah tinggi dan sakit jantung ketimbang orang biasa.
Karakter
Satu bidang riset telah mengenali suatu pola perilaku disebut “tipe A,” yang tampaknya ciri-ciri
orang yang menderita serangan jantung. Orang yang bertipe A digambarkan sebagai sangat
suka bersaing dan berorientasi kepada prestasi; mereka memiliki perasaan pentingnya waktu,
mereka sulit bersantai, dan menjadi tak sabar dan marah bila mendapati penundaan atau
mendapati orang-orang yang berkompeten. Asumsinya adalah bahwa orang-orang semacam itu,
walau tampak di luar percaya pada dirinya, cenderung tetap berperasaan ragu-ragu pada dirinya;
mereka mendorong diri mereka untuk mencapai sesuatu yang makin lama makin besar dalam
jangka waktu makin lama makin kurang. Tekanan untuk mencapai, ditambah dengan perasaan
permusuhan yang tersembunyi, dipandang sebagai ciri-ciri yang paling mungkinuntuk tumbuhnya
penyakit jantung. Orang-orang yang bertipe B digambarkan sebagai orang-orang yang tidak
menonjolkan ciri-ciri khas yang tertera bagi orang yang bertipe A. Orang-orang yang bertipe B
dapat santai tanpa merasa bersalah dan bekerja tanpa menjadi bernafsu; mereka tidak memiliki
perasaan pentingnya waktu dengan akibat munculnya ketidaksabaran. Marah dan perasaan
benci sukar dibangkitkan dengan gampang pada orang-orang sedemikian, dan mereka
menunjukkan kurang perlu untuk mengetengahkan dan membicarakan prestasi.
Beberapa Studi Psikologi menunjukkan orang-orang yang bertipe A kemungkinan lebih besar
menderita serangan jantung daripada orang bertipe B. Bagaimana tingkah laku orang bertipe A
mempengaruhi system cardiovascular masih belum dimengerti dengan jelas. Pengaruh fisiologis
dari stres semacam ini yang dialami oleh orang-orang bertipe A mungkin menyangkut kolesterol
darah yang terus meningkat, kecenderungan yang meningkat ke arah pembentukan pembekuan
darah, menambah tekanan darah, atau menambah pengeluarannya hormon norepinefrin, yang
dapat menimbulkan keabnormalan pada detak jantung. Suatu tinjauan riset menyimpulkan
tingkah laku orang bertipe A memberi resiko yang utama bagi penyakit jantung seperti halnya
merokok, tekanan darah tinggi, tingkat kolesterol yang tinggi.
______________________________________________________________________
RINGKASAN CATATAN PENELITIAN
Kreativitas dan Aktualisasi Diri
O'Haire dan Marcia (1980). Studi yang mencoba untuk mengukur dua aspek pribadi berfungsi telah menghasilkan hasil
campuran, membuat perbandingan dengan ide-ide tradisional dan Aktualisasi diri dan kreativitas yang menghasilkan efek
pada pengembangan kepribadian secara keseluruhan. Cowger and Torrance (1982), Meditators atau para pelaku meditasi yang di uji, mencapai atau memperoleh statistik
signifikan kesadaran yang tinggi dalam masalah, mengubah persepsi, penemuan, pengalaman indrawi, ekspresi emosi /
perasaan, sintesis, visualisasi tidak biasa, internal visualisasi, humor, dan fantasi. Mereka mengalami relaksasi selama
bermeditasi statistik signifikan dalam kefasihan lisan, lisan orisinalitas, kefasihan figural, dan figural orisinalitas, dan
secara statistik signifikan dalam memperoleh pengalaman indrawi, sintesis, dan visualisasi. Bila Linear Models Prosedur
ini digunakan untuk membandingkan perubahan yang dicatat oleh kelompok meditasi dan relaksasi, Tim peneliti
menemukan bahwa perubahan dari grup meditasi yang melampaui relaksasi dari grup dirasakan pada perubahan akibat
kondisi baru, ekspresi emosi, visualisasi internal, dan gambar / adanya perubahan aura penampilan meditators.
Earlier, Kubose and Umemoto (1980), Mereka menemukan bahwa efek kejenuhan yang dihasilkan dari konsentrasi
berkepanjangan, yakni merupakan sebuah perpaduan aktifitas yang kontradiktif dari otak kiri yang setengah bulat
berfungsi. Mereka juga mencatat bahwa situasi saat bermeditasi tersebut terlibat proses psikologis, termasuk tahapan
persiapan, inkubasi, cahaya, dan evaluasi.
Menurut Sallis dan Abraham Maslow (1982), Pada filosofi Meditasi, memiliki pandangan bahwa manusia dikaruniai
potensi untuk pertumbuhan yang terhambat oleh ragam sosial dan ketakutan. Meskipun seorang guru meditasi yang
mengajarkan aktualisasi diri tersebut merupakan langkah di antara perjalanan seorang meditator dan orang yang benar
memiliki potensi jauh melebihi imajinasi.
Westerners, seorang psychotherapists (1984) menerangkan pula bahwa praktek meditasi sebagai sarana untuk
meningkatkan pertumbuhan proses, dan pertimbangan teori meditasi dapat menambahkan dimensi baru pada konsep
pertumbuhan dan potensi manusia.
STRES AWAL TIMBULNYA PENYAKIT
Pada Awal Bab ini kita akan mengenal Istilah “Stress” terlebih
dahulu, karena ada kaitannya dengan kondisi kesehatan mental atau
fisik seseorang yang ingin menjadi seorang Praktisi Parapsikologi
atau dalam rangka mengolah diri serta mengembangkan potensi
alam bawah sadarnya. Penyakit orang di zaman sekarang umumnya
disebabkan oleh suasana fikiran, yang banyak memberikan dampak
negatif, seperti gangguan-gangguan penyakit fisik dan mental.
Keadaan itu disebabkan kacaunya fikiran dari berbagai macam
problema kehidupan yang multidimensi, dan akhirnya seseorang
menghadapi kegalauan dalam hidupnya. Istilah kebingungan atau kegelisahan orang sekarang
banyak mengenalnya dengan istilah Ilmu Psikologi yaitu: Stres dan Penderita disebut dengan
Stresor.
Apa Stress itu ?” dan apa Obat mujarabnya untuk keluhan penyakit orang modern ini ?”
yang akhirnya sering disertai dengan penyakit lain yang ditimbulkannya. Apakah kita harus terus
mengkonsumsi obat penenang sebagai solusi terbaik untuk menghindari tingkat stres yang
diderita kita ?”. Dengan pendekatan Psikologi, penerapan metode ADEM ATI PROGRAM sangat
banyak dirasakan sangat efektif oleh setiap pesertanya, dimana penyakit psikologis yang dapat
menimbulkan penyakit fisik, bahkan sampai tingkat serius dapat di sembuhkan secara alami,
melalui olah Meditasi Khas. Seperti: Darah Tinggi, Diabetes Millitus / Kencing Manis, Prostat,
radang Tenggorokan, Asma, Pengurangan dampak Epilepsi, Maag, Migren, dll.
Istilah stres menunjukkan adanya tekanan atau kekuatan pada tubuh, dalam ilmu
psikologi, dikenal dengan istilah stres (stress) dan Sumber Stres disebut Stresor (stressor). Istilah
stres berbeda dengan istilah distres (distress). Istilah distres mengacu pada penderitaan fisik
atau mental. Dalam batas tertentu stres sehat untuk diri kita, stres membantu kita untuk tetap
aktif dan waspada. Akan tetapi stres yang sangat kuat atau berlangsung lama dapat melebihi
kemampuan kita untuk mengatasinya dan menyebabkan distres emosional seperti: depresi atau
kecemasan, atau keluhan fisik seperti: kelelahan, meningkatnya asam lambung dan sakit kepala,
bahkan dapat menyebabkan sampai tingkat penyakit serius lainnya.
STRES TINGKAT RINGAN
Maladaptif (Gangguan Penyesuaian), merupakan gangguan psikologis dan termasuk
kelompok gangguan stres yang paling ringan. Gangguan Penyesuaian ditandai dengan adanya
tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa. Reaksi maladaptif ini terlihat dari adanya
tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
akademis, atau adanya kondisi distres emosional yang melebihi batas normal. Diagnosis
gangguan penyesuaian bisa ditegakkan bila reaksi terhadap stres tersebut tidak memenuhi
kriteria diagnostik sindrom klinis yang lain seperti gangguan kecemasan.
Menggolongkan ”gangguan penyesuaian” sebagai sebuah gangguan mental yang
memunculkan beberapa kesulitan, karena tidak mudah mendefinisikan apa yang normal dan
tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian. Bila ada krisis dalam pekerjaan, saat dituduh
melakukan kejahatan, mengalami kebanjiran, gempa atau badai, bisa dimengerti bila kita
mengalami kecemasan atau depresi. Sebaliknya, justru apabila kita tidak bereaksi akan
mengalami ”maladaptif”, (misalnya cemas), paling tidak secara temporer, karena terjadinya
peristiwa-peristiwa seperti tersebut diatas, dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri
kita. Namun, bila reaksi emosional kita berlebihan, atau kemampuan kita untuk berfungsi
mengalami penurunan, misalnya, menghindari interaksi sosial, sulit bangun tidur, maka kondisi ini
bisa di diagnosis sebagai “Gangguan Penyesuaian”.
Sumber-sumber psikologis dari stres tidak hanya menurunkan kemampuan kita untuk
menyesuaikan diri, tetapi secara tajam juga mempengaruhi kesehatan kita. Bahkan hampir semua penyakit fisik yang dialami orang yang datang memeriksakan diri pada dokter atau
disfungsional organ (tidak berfungsi sebagimana mestinya) pada umunya keluhan penyakit orang
sekarang ini, sering berhubungan dengan stres. Stres dapat meningkatkan risiko terkena
berbagai jenis penyakit fisik, dari mulai gangguan pencernaan sampai penyakit jantung, bahkan
dari kelelahan berfikir galau atau stres pada seseorang, dapat menggangu organ lainnya pula
seperti liver, pankreas, dll.
EFEK STRES
Pada keadaan Stres membawa efek domino dalam sistem endokrin (endocrine system),
yaitu sebuah sistem tubuh, berupa kelenjar yang memproduksi dan melepaskan sekresi yang
disebut hormon (hormones), langsung ke saluran darah (kelenjar yang lain, seperti kelenjar ludah
yang memproduksi air liur). Sistem endokrin yang terdiri dari kelenjar-kelenjar mendistribusikan
hormon keseluruh tubuh. Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam menampilkan respons tubuh
terhadap stres. Pertama, hipotalamus, suatu struktur kecil di otak, melepas suatu hormon yang
menstimulasi kelenjar pituari didekatnya, untuk menghasilkan adrenocorticotrophic hormone
(ACTH), selanjutnya menstimulasi kelenjar adrenal yang berlokasi di atas ginjal. Di bawah
pengaruh ACTH, lapisan terluar kelenjar adrenal yang disebut korteks adrenal, melepas
sekelompok steroid (misalnya, cortisol dan cortisone). Kortikol steroid ini (disebut juga
kortikosteroid) merupakan hormon yang mempunyai sejumlah fungsi yang berbeda-beda dalam
tubuh. Hormon ini mendorong perlawanan terhadap stres, membantu perkembangan otot dan
menyebabkan hati melepaskan gula, saat seseorang yang mengalami stres (Stresor) mengalami
semacam ancaman atau ketertekanan. Mereka juga membantu tubuh mempertahankan diri dari
reaksi alergi dan peradangan (inflammation).
Demikian pula Cabang Simpatis dari susunan saraf otonom (ANS) menstimulasi lapisan
dalam dari kelenjar adrenal, disebut: medulla adrenalis, untuk melepas zat kimia yang disebut
catechholamines-epinefrina (adrenalin) dan nonepinefrina (nonadrenalin). Zat ini berfungsi
sebagai hormon setelah terlepas di dalam aliran darah Nonepinefrina juga diproduksi di sistem
saraf dan berfungsi sebagai suatu neurotransmitter. Gabungan epinefrina dan nonepinefrina
menggerakkan tubuh menghadapi stresor dengan meningkatkan kerja jantung dan menstimulasi
hati untuk melepaskan persediaan gula, menjadi tenaga yang bisa digunakan untuk melindungi
diri kita dalam situasi yang mengancam. Hormon-hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar
adrenal membantu tubuh menyiapkan diri mengatasi stresor atau ancaman. Apabila stresor
sudah terlewati, tubuh kembali pada keadaan normal. Selama terjadi stres yang kronis, tubuh
terus-menerus memompa keluar hormon-hormon, yang dapat menyebabkan kerusakan pada
seluruh tubuh, termasuk menekan kemampuan dari sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita
dari berbagai infeksi dan penyakit. Untuk itu pada kondisi yang serba rumit ini, sangat dibutuhkan
suatu metode “Relaksasi Instant” untuk menghindari stres, seperti Teknik Latihan Meditasi ADEM
ATI PROGRAM.
MENINGKATKAN IMMUNE
Meditasi ADEM ATI PROGRAM yang dipraktekkan oleh setiap pesertanya, dapat
meningkatkan Immune System pada dirinya. Apa itu IMMUNE SYSTEM ?, yakni Sistem
Kekebalan Tubuh atau sistem pertahanan tubuh melawan penyakit. Perlawanan terhadap
penyakit ini dilakukan dengan berbagai cara. Tubuh Anda secara konstan akan melakukan misi
untuk mencari dan membunuh mikroba. Berjuta sel darah putih yang disebut leukosit
(leukocytes), adalah pasukan sistem kekebalan tubuh dalam peperangan mikroskopis ini.
Leukosit secara sistematis menyelubungi dan membunuh patogen (pathogens) seperti bakteri,
virus, dan jamur; sel-sel tubuh yang sudah rusak; dan sel-sel kanker.
Leukosit mengenai patogen-patogen yang menyerang ini dari lapis dan permukaan
mereka yang disebut antigen (antigens), atau bisa dikatakan sebagai generator antibodi.
Beberapa leukosit memproduksi antibodi (antibodies) protein khusus yang melekat pada sel-sel
yang dianggap asing, menonaktifkan sel-sel tersebut, memberi tanda bagian mana yang harus
dihancurkan. Limfosit khusus yaitu ”memory lymphocytes” ( limfosit adalah suatu jenis leukosit )
tidak bertugas menghancurkan sel-sel asing, tetapi berfungsi sebagai cadangan. Limfosit ini dapat berada dalam aliran darah selama bertahun-tahun dan membentuk pasokan untuk
memberikan respon kekebalan yang cepat terhadap penyerangan berikutnya.
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat kita rentan terhadap penyakit
karena melemahnya sistem kekebalan tubuh, membuat kita rentan terhadap penyakit umum
seperti demam dan flu, juga meningkatkan risiko berkembangnya penyakit kronis, termasuk
kanker.
SEMBUHKAN PENYEBAB STRES
Traumatis
Demikian juga berbagai stresor psikologis seperti gejala umum mereka yang merasakan suatu
tekanan persoalan, seperti keadaan yang digambarkan pada seorang anak yang akan
mengahadapi ujian sekolahnya, biasanya pasti menghadapi suatu beban dalam fikirannya seperti
sulit tidur, atau karena stres mengalami peristiwa traumatis seperti gempa bumi, angin badai,
atau bencana alam dan teknologi lainnya, ataupun karena kekerasan. Masalah kehidupan seperti
perceraian atau tidak memiliki pekerjaan dalam waktu lama juga mempengaruhi sistem
kekebalan.
Dukungan Sosial
Menurut Jemmott (1983), dukungan sosial tampaknya mengurangi efek negatif stres dalam
sistem kekebalan tubuh. Sebagai contoh peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki
banyak teman mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik daripada mahasiswa yang
mempunyai teman sedikit. Begitu pula Menurut Glaser (1985), siswa-siswa yang kesepian
menunjukkan penurunan respon kekebalan yang lebih besar dibandingkan siswa-siswa yang
memiliki dukungan sosial yang lebih banyak. Dan penelitian Kiecolt (1987) menerangkan orang
yang baru bercerai pada rumah tangganya juga menunjukkan bukti-bukti memiliki respon
kekebalan yang menurun, terutama bagi mereka yang lebih terikat dengan mantan pasangannya.
Influenza
Pemaparan terhadap stres dikaitkan dengan peningkatan dan risiko berkembangnya influenza.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Stone dkk., (1994), orang-orang yang dilaporkan
mengalami tingkatan stres harian yang lebih tinggi, seperti tekanan di tempat kerja, menunjukkan
antibodi yang lebih rendah dalam darah, dan berfungsi melawan virus flu. Pada penelitian lain,
Cohen dkk (1998) memaparkan tentang stres kronis yang parah bila berlangsung selama
sebulan atau lebih dan terkait dengan pekerjaan yang tidak menentu, seperti: pengangguran,
atau masalah pribadi dengan anggota keluarga atau teman, dapat diasosiasikan dengan resiko
berkembangnya influenza yang lebih besar. Namun, dukungan sosial dapat meningkatkan
ketahanan pada influenza. Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki tipe hubungan
sosial yang lebih beragam-dengan pasangan, anak-anak, keluarga lainnya, teman, kolega,
anggota organisasi dan kelompok religi, dan seterusnya-lebih kecil kemungkinannya
dibandingkan orang lain untuk terserang influenza. Dalam agama juga telah dianjurkan agar kita
penting melakukan hubungan sosial antar sesama atau bagi umat Islam dikenal dengan
”memperbanyak silaturahmi” dan banyak berkawan pada orang-orang yang memiliki pandangan
positif.
Sindrome
Peneliti tentang stres, Hans Selye (1976) menciptakan istilah sindrom adaptasi menyeluruh
(general adaptation syndrome / GAS) untuk menjelaskan pola respons biologis umum terhadap
stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Model GAS menyatakan bahwa dalam keadaan
stres, tubuh kita seperti jam dengan sistem alarm yang tidak berhenti sampai tenaganya habis.
Gas terdiri tiga tahap: Tahap reaksi waspada (alarm reaction), tahap resistensi (resistance
stage), tahap kelelahan (exhaustion stage). Persepsi terhadap stresor yang muncul secara tiba-
tiba (contohnya sebuah mobil yang menyalip mobil Anda di jalan tol) akan memicu munculnya
reaksi waspada. Reaksi ini menggerakkan tubuh untuk mempertahankan diri. Diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin dan cabang simpatis dari sistem saraf otonom. Pada tahun 1929,
Walter Cannon, seorang ahli fisiologi (Harvard University) menyebut pola respons ini sebagai
“reaksi berjuang atau melarikan diri (fight-or-flight reaction)”. Apabila stresor bersifat persisten,
kita akan mencapai tahap resistansi (resistance stage), atau tahap adaptasi pada GAS. Respon-
respons endokrin dan sistem simpatis (misalnya, melepaskan hormon-hormon stres) tetap pada
tingkat tinggi, tetapi tidak setinggi sewaktu tahap reaksi waspada. Pada tahap ini tubuh
membentuk tenaga baru dan memperbaiki kerusakan. Apabila stresor tetap berlanjut atau terjadi
stresor baru yang memperburuk keadaan, kita dapat sampai pada tahap kelelahan (exhaustion
stage) dari GAS. Meskipun daya tahan terhadap stres antar individu berbeda, semua individu
pada akhirnya kelelahan atau kehabisan tenaga. Tahap kelelahan ditandai oleh dominasi cabang
parasimpatis dari ANS (susunan saraf otonom). Sebagai akibatnya, detak jantung dan kecepatan
nafas menurun. Apabila kondisi sumber stres menetap, kita mengalami apa yang disebut Selve
sebagai “penyakit adaptasi” (diseases of adaptation). Penyakit adaptasi ini rentangnya panjang,
mulai dari reaksi alergi sampai penyakit jantung, bahkan sampai pada kematian.
PSIKOSOMATIS
Gangguan fisik yang diyakini disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor psikologis pada
masa lalu disebut Psikosomatis (psychosomatic) atau psikofisiologis. Istilah psikosomatis berasal
dari bahasa Yunani psyche, yang artinya “jiwa” atau “intelek,” dan “soma” yang berarti “tubuh”.
Gangguan fisik yang menyangkut unsur psikologis bentuknya mulai dari asma dan sakit kepala
sampai sakit jantung.
Tukak lambung
Maag juga merupakan penyakit disebabkan gangguan psikosomatis, tetapi telah dievaluasi
kembali dalam penelitian yang mendapatkan bahwa suatu bakteri, H. Pylori, dan bukan stres
atau diet, penyebab sebagian besar penyakit maag. Peneliti-peneliti mencurigai bahwa maag
terjadi karena bakteri merusak lapisan pelindung perut atau usus. Pengobatan dengan antibiotik
dapat membantu menyembuhkan maag dengan cara menyerang bakteri secara langsung, belum
diketahui mengapa sebagian orang yang memiliki bakteri didalam tubuhnya ada yang mengalami
maag dan ada yang tidak. Keganasan jenis H pylori mungkin berperan dalam menentukan
apakah orang yang terinfeksi H. Pylori tersebut kemudian terkena maag. Selain itu ada
kemungkinan pula bahwa stres psikologis berperan juga.
Demikian pula sakit kepala yang terjadi tidak bersamaan dengan gejala-gejala yang lain, maka
sakit kepala ini dapat dikelompokkan sebagai gangguan fisik yang berhubungan dengan stres,
yang dapat menyebabkan kontraksi kuat terhadap kulit kepala, muka, leher dan bahu sehingga
muncul sakit kepala yang periodik dan kronis. Sakit kepala seperti itu secara beransur-ansur
berkembang dan biasanya ditandai dengan rasa sakit yang terus-menerus di kedua sisi kepala,
disertai dengan tekanan yang menghimpit.
Sebuah survei di daerah Baltimore menunjukkan bahwa 38% responden mengeluh kadang-
kadang mengalami sakit kepala karena tegang. Survei ini menunjukkan bahwa wanita akan
mengalami tingkat sakit kepala16% lebih tinggi dari pada laki-laki. Kebanyakan sakit kepala yang
lain, termasuk sakit kepala sebelah (migren) yang parah, diyakini melibatkan perubahan aliran
darah ke kepala.
Migren
Migren diderita oleh lebih dari 28 juta orang Amerika. Biasanya migren berlangsung selama
beberapa jam atau beberapa hari. Sakit ini dapat muncul setiap hari atau sering kali setiap
bulannya. Sakit ini ditandai dengan rasa yang menusuk disebelah sisi kepala atau di belakang
mata. Sakit ini dapat menjadi begitu intensnya sehingga tidak tertahankan. Upaya mengatasi
sakit migren yang parah malah dapat menimbulkan rendahnya kualitas hidup dan menimbulkan
gangguan pada tidur, dan proses berpikir (Lipton dkk., 2000).
Menurut Olesen (1994), ada dua tipe utama migren yaitu tanpa aura (disebut migren biasa) dan
migren dengan aura (disebut dengan migren klasik). Aura adalah sekelompok tanda peringatan sebelum terjadinya serangan migrein. Aura dicirikan dengan distorsi persepsi seperti kilatan
cahaya, gangguan pandangan, atau pandangan gelap gulita. Kira-kira 1 sampai 5 penderita
migren mengalami aura ini. Ada dan tidaknya aura ini, kedua migren ini dapat dikatakan sama.
Bisul
Radang dinding lambung adalah lubang dalam lapisan perut (duodenum) yang ditimbulkan oleh
pengeluaran terlalu banyak asam hidroklorik. Pada proses pencernaan, asam hidroklorik
berinteraksi dengan macam-macam enzim untuk melumatkan makanan ke dalam komponen-
komponen yang dimanfaatkan oleh tubuh. Bila asam hidroklorik dikeluarkan dalam jumlah yang
terlalu banyak, asam itu pelan-pelan mengikis lapisan getah yang melindungi dinding perut, dan
menimbulkan lubang-lubang kecil. Sejumlah faktor dapat menyebabkan peningkatan keluarnya
asam hidroklorik, dan stres kejiwaan tampaknya merupakan salah satunya.
Stres yang tak terkontrol benar-benar mendorong ke arah timbulnya bisul. Stres merupakan
faktor yang menjurus ke bisul – terutama untuk orang-orang yang secara biologis cenderung
untuk mengeluarkan asam hidroklorik secara besar-besaran. Pengawas perjalanan kapal udara,
yang bekerja di bawah tekanan yang meningkat dan harus memberikan keputusan segera yang
mempengaruhi keselamatan beratus-ratus orang, mempunyai penderitaan bisul (radang) dinding
lambung yang paling tinggi dalam segala profesi dan kemungkinan lebih besar untuk menderita
tekanan darah tinggi dan sakit jantung ketimbang orang biasa.
Karakter
Satu bidang riset telah mengenali suatu pola perilaku disebut “tipe A,” yang tampaknya ciri-ciri
orang yang menderita serangan jantung. Orang yang bertipe A digambarkan sebagai sangat
suka bersaing dan berorientasi kepada prestasi; mereka memiliki perasaan pentingnya waktu,
mereka sulit bersantai, dan menjadi tak sabar dan marah bila mendapati penundaan atau
mendapati orang-orang yang berkompeten. Asumsinya adalah bahwa orang-orang semacam itu,
walau tampak di luar percaya pada dirinya, cenderung tetap berperasaan ragu-ragu pada dirinya;
mereka mendorong diri mereka untuk mencapai sesuatu yang makin lama makin besar dalam
jangka waktu makin lama makin kurang. Tekanan untuk mencapai, ditambah dengan perasaan
permusuhan yang tersembunyi, dipandang sebagai ciri-ciri yang paling mungkinuntuk tumbuhnya
penyakit jantung. Orang-orang yang bertipe B digambarkan sebagai orang-orang yang tidak
menonjolkan ciri-ciri khas yang tertera bagi orang yang bertipe A. Orang-orang yang bertipe B
dapat santai tanpa merasa bersalah dan bekerja tanpa menjadi bernafsu; mereka tidak memiliki
perasaan pentingnya waktu dengan akibat munculnya ketidaksabaran. Marah dan perasaan
benci sukar dibangkitkan dengan gampang pada orang-orang sedemikian, dan mereka
menunjukkan kurang perlu untuk mengetengahkan dan membicarakan prestasi.
Beberapa Studi Psikologi menunjukkan orang-orang yang bertipe A kemungkinan lebih besar
menderita serangan jantung daripada orang bertipe B. Bagaimana tingkah laku orang bertipe A
mempengaruhi system cardiovascular masih belum dimengerti dengan jelas. Pengaruh fisiologis
dari stres semacam ini yang dialami oleh orang-orang bertipe A mungkin menyangkut kolesterol
darah yang terus meningkat, kecenderungan yang meningkat ke arah pembentukan pembekuan
darah, menambah tekanan darah, atau menambah pengeluarannya hormon norepinefrin, yang
dapat menimbulkan keabnormalan pada detak jantung. Suatu tinjauan riset menyimpulkan
tingkah laku orang bertipe A memberi resiko yang utama bagi penyakit jantung seperti halnya
merokok, tekanan darah tinggi, tingkat kolesterol yang tinggi.
______________________________________________________________________
RINGKASAN CATATAN PENELITIAN
Kreativitas dan Aktualisasi Diri
O'Haire dan Marcia (1980). Studi yang mencoba untuk mengukur dua aspek pribadi berfungsi telah menghasilkan hasil
campuran, membuat perbandingan dengan ide-ide tradisional dan Aktualisasi diri dan kreativitas yang menghasilkan efek
pada pengembangan kepribadian secara keseluruhan. Cowger and Torrance (1982), Meditators atau para pelaku meditasi yang di uji, mencapai atau memperoleh statistik
signifikan kesadaran yang tinggi dalam masalah, mengubah persepsi, penemuan, pengalaman indrawi, ekspresi emosi /
perasaan, sintesis, visualisasi tidak biasa, internal visualisasi, humor, dan fantasi. Mereka mengalami relaksasi selama
bermeditasi statistik signifikan dalam kefasihan lisan, lisan orisinalitas, kefasihan figural, dan figural orisinalitas, dan
secara statistik signifikan dalam memperoleh pengalaman indrawi, sintesis, dan visualisasi. Bila Linear Models Prosedur
ini digunakan untuk membandingkan perubahan yang dicatat oleh kelompok meditasi dan relaksasi, Tim peneliti
menemukan bahwa perubahan dari grup meditasi yang melampaui relaksasi dari grup dirasakan pada perubahan akibat
kondisi baru, ekspresi emosi, visualisasi internal, dan gambar / adanya perubahan aura penampilan meditators.
Earlier, Kubose and Umemoto (1980), Mereka menemukan bahwa efek kejenuhan yang dihasilkan dari konsentrasi
berkepanjangan, yakni merupakan sebuah perpaduan aktifitas yang kontradiktif dari otak kiri yang setengah bulat
berfungsi. Mereka juga mencatat bahwa situasi saat bermeditasi tersebut terlibat proses psikologis, termasuk tahapan
persiapan, inkubasi, cahaya, dan evaluasi.
Menurut Sallis dan Abraham Maslow (1982), Pada filosofi Meditasi, memiliki pandangan bahwa manusia dikaruniai
potensi untuk pertumbuhan yang terhambat oleh ragam sosial dan ketakutan. Meskipun seorang guru meditasi yang
mengajarkan aktualisasi diri tersebut merupakan langkah di antara perjalanan seorang meditator dan orang yang benar
memiliki potensi jauh melebihi imajinasi.
Westerners, seorang psychotherapists (1984) menerangkan pula bahwa praktek meditasi sebagai sarana untuk
meningkatkan pertumbuhan proses, dan pertimbangan teori meditasi dapat menambahkan dimensi baru pada konsep
pertumbuhan dan potensi manusia.