meditasi

BAB I
STRES AWAL TIMBULNYA PENYAKIT
                                                                                                                                                     
Pada  Awal  Bab  ini  kita  akan  mengenal  Istilah  “Stress”  terlebih
dahulu, karena ada kaitannya dengan kondisi kesehatan mental atau
fisik  seseorang  yang  ingin  menjadi  seorang  Praktisi  Parapsikologi
atau  dalam  rangka  mengolah  diri  serta  mengembangkan  potensi
alam bawah sadarnya. Penyakit orang di zaman sekarang umumnya
disebabkan oleh suasana fikiran, yang banyak memberikan dampak
negatif,  seperti  gangguan-gangguan  penyakit  fisik  dan  mental.
Keadaan  itu  disebabkan  kacaunya  fikiran  dari  berbagai  macam
problema  kehidupan  yang  multidimensi,  dan  akhirnya  seseorang
menghadapi  kegalauan  dalam hidupnya.  Istilah  kebingungan atau  kegelisahan  orang  sekarang
banyak mengenalnya  dengan  istilah  Ilmu  Psikologi  yaitu:  Stres  dan  Penderita  disebut  dengan
Stresor.

Apa Stress itu ?” dan apa Obat mujarabnya untuk keluhan penyakit orang modern ini ?”
yang akhirnya sering disertai dengan penyakit lain yang ditimbulkannya. Apakah kita harus terus
mengkonsumsi  obat  penenang  sebagai  solusi  terbaik  untuk  menghindari  tingkat  stres  yang
diderita kita ?”. Dengan pendekatan Psikologi, penerapan metode ADEM ATI PROGRAM sangat
banyak dirasakan sangat efektif oleh setiap pesertanya, dimana penyakit psikologis yang dapat
menimbulkan  penyakit  fisik,  bahkan  sampai  tingkat  serius  dapat  di  sembuhkan  secara  alami,
melalui  olah Meditasi  Khas.  Seperti: Darah  Tinggi, Diabetes Millitus  /  Kencing Manis,  Prostat,
radang Tenggorokan, Asma, Pengurangan dampak Epilepsi, Maag, Migren, dll. 

Istilah  stres  menunjukkan  adanya  tekanan  atau  kekuatan  pada  tubuh,  dalam  ilmu
psikologi, dikenal dengan istilah stres (stress) dan Sumber Stres disebut Stresor (stressor). Istilah
stres  berbeda  dengan  istilah  distres  (distress).  Istilah  distres mengacu  pada  penderitaan  fisik
atau mental. Dalam  batas  tertentu  stres  sehat  untuk diri  kita,  stres membantu  kita  untuk  tetap
aktif  dan waspada. Akan  tetapi  stres  yang  sangat  kuat  atau  berlangsung  lama  dapat melebihi
kemampuan kita untuk mengatasinya dan menyebabkan distres emosional seperti: depresi atau
kecemasan, atau keluhan fisik seperti: kelelahan, meningkatnya asam lambung dan sakit kepala,
bahkan dapat menyebabkan sampai tingkat penyakit serius lainnya.

STRES TINGKAT RINGAN
Maladaptif  (Gangguan  Penyesuaian),  merupakan  gangguan  psikologis  dan  termasuk
kelompok gangguan stres yang paling  ringan. Gangguan Penyesuaian ditandai dengan adanya
tanda-tanda  distres  emosional  yang  lebih  dari  biasa. Reaksi maladaptif  ini  terlihat  dari  adanya
tanda-tanda  distres  emosional  yang  lebih  dari  biasa  dalam  fungsi  sosial,  pekerjaan,  atau
akademis,  atau  adanya  kondisi  distres  emosional  yang  melebihi  batas  normal.  Diagnosis
gangguan  penyesuaian  bisa  ditegakkan  bila  reaksi  terhadap  stres  tersebut  tidak  memenuhi
kriteria diagnostik sindrom klinis yang lain seperti gangguan kecemasan.

Menggolongkan  ”gangguan  penyesuaian”  sebagai  sebuah  gangguan  mental  yang
memunculkan  beberapa  kesulitan,  karena  tidak  mudah  mendefinisikan  apa  yang  normal  dan
tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian. Bila ada krisis dalam pekerjaan, saat dituduh
melakukan  kejahatan,  mengalami  kebanjiran,  gempa  atau  badai,  bisa  dimengerti  bila  kita
mengalami  kecemasan  atau  depresi.  Sebaliknya,  justru  apabila  kita  tidak  bereaksi  akan
mengalami  ”maladaptif”,  (misalnya  cemas),  paling  tidak  secara  temporer,  karena  terjadinya
peristiwa-peristiwa  seperti  tersebut  diatas,  dapat menunjukkan  ada  yang  tidak  wajar  pada  diri
kita.  Namun,  bila  reaksi  emosional  kita  berlebihan,  atau  kemampuan  kita  untuk  berfungsi
mengalami penurunan, misalnya, menghindari interaksi sosial, sulit bangun tidur, maka kondisi ini
bisa di diagnosis sebagai “Gangguan Penyesuaian”.
Sumber-sumber  psikologis  dari  stres  tidak  hanya menurunkan  kemampuan  kita  untuk
menyesuaikan  diri,  tetapi  secara  tajam  juga  mempengaruhi  kesehatan  kita.  Bahkan  hampir semua  penyakit  fisik  yang  dialami  orang  yang  datang  memeriksakan  diri  pada  dokter  atau
disfungsional organ (tidak berfungsi sebagimana mestinya) pada umunya keluhan penyakit orang
sekarang  ini,  sering  berhubungan  dengan  stres.  Stres  dapat  meningkatkan  risiko  terkena
berbagai  jenis penyakit  fisik, dari mulai gangguan pencernaan sampai penyakit  jantung, bahkan
dari  kelelahan  berfikir  galau  atau  stres  pada  seseorang,  dapat menggangu  organ  lainnya  pula
seperti liver, pankreas, dll.

EFEK STRES
Pada keadaan Stres membawa efek domino dalam sistem endokrin (endocrine system),
yaitu  sebuah  sistem  tubuh,  berupa  kelenjar  yang memproduksi  dan melepaskan  sekresi  yang
disebut hormon (hormones), langsung ke saluran darah (kelenjar yang lain, seperti kelenjar ludah
yang memproduksi air  liur). Sistem endokrin  yang  terdiri dari kelenjar-kelenjar mendistribusikan
hormon keseluruh tubuh. Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam menampilkan respons tubuh
terhadap stres. Pertama, hipotalamus, suatu struktur kecil di otak, melepas suatu hormon yang
menstimulasi  kelenjar  pituari  didekatnya,  untuk  menghasilkan  adrenocorticotrophic  hormone
(ACTH),  selanjutnya  menstimulasi  kelenjar  adrenal  yang  berlokasi  di  atas  ginjal.  Di  bawah
pengaruh  ACTH,  lapisan  terluar  kelenjar  adrenal  yang  disebut  korteks  adrenal,  melepas
sekelompok  steroid  (misalnya,  cortisol  dan  cortisone).  Kortikol  steroid  ini  (disebut  juga
kortikosteroid) merupakan hormon yang mempunyai sejumlah  fungsi yang berbeda-beda dalam
tubuh. Hormon  ini mendorong  perlawanan  terhadap  stres, membantu  perkembangan  otot  dan
menyebabkan hati melepaskan gula, saat seseorang yang mengalami stres (Stresor) mengalami
semacam ancaman atau ketertekanan. Mereka  juga membantu tubuh mempertahankan diri dari
reaksi alergi dan peradangan (inflammation).

Demikian pula Cabang Simpatis dari susunan saraf otonom (ANS) menstimulasi  lapisan
dalam  dari  kelenjar  adrenal,  disebut: medulla  adrenalis,  untuk melepas  zat  kimia  yang  disebut
catechholamines-epinefrina  (adrenalin)  dan  nonepinefrina  (nonadrenalin).  Zat  ini  berfungsi
sebagai hormon setelah  terlepas di dalam aliran darah Nonepinefrina  juga diproduksi di sistem
saraf  dan  berfungsi  sebagai  suatu  neurotransmitter.  Gabungan  epinefrina  dan  nonepinefrina
menggerakkan tubuh menghadapi stresor dengan meningkatkan kerja jantung dan menstimulasi
hati untuk melepaskan persediaan gula, menjadi  tenaga yang bisa digunakan untuk melindungi
diri  kita  dalam  situasi  yang mengancam.  Hormon-hormon  stres  yang  diproduksi  oleh  kelenjar
adrenal  membantu  tubuh  menyiapkan  diri  mengatasi  stresor  atau  ancaman.  Apabila  stresor
sudah  terlewati,  tubuh  kembali  pada  keadaan  normal. Selama  terjadi  stres  yang  kronis,  tubuh
terus-menerus  memompa  keluar  hormon-hormon,  yang  dapat  menyebabkan  kerusakan  pada
seluruh tubuh, termasuk menekan kemampuan dari sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita
dari berbagai infeksi dan penyakit. Untuk itu pada kondisi yang serba rumit ini, sangat dibutuhkan
suatu metode “Relaksasi Instant” untuk menghindari stres, seperti Teknik Latihan Meditasi ADEM
ATI PROGRAM.

MENINGKATKAN IMMUNE
Meditasi  ADEM  ATI  PROGRAM  yang  dipraktekkan  oleh  setiap  pesertanya,  dapat
meningkatkan  Immune  System  pada  dirinya.  Apa  itu  IMMUNE  SYSTEM  ?,  yakni  Sistem
Kekebalan  Tubuh  atau    sistem  pertahanan  tubuh  melawan  penyakit.  Perlawanan  terhadap
penyakit  ini dilakukan dengan berbagai cara. Tubuh Anda secara konstan akan melakukan misi
untuk  mencari  dan  membunuh  mikroba.  Berjuta  sel  darah  putih  yang  disebut  leukosit
(leukocytes),  adalah  pasukan  sistem  kekebalan  tubuh  dalam  peperangan  mikroskopis  ini.
Leukosit  secara  sistematis menyelubungi  dan membunuh  patogen  (pathogens)  seperti  bakteri,
virus, dan jamur; sel-sel tubuh yang sudah rusak; dan sel-sel kanker.
Leukosit  mengenai  patogen-patogen  yang  menyerang  ini  dari  lapis  dan  permukaan
mereka  yang  disebut  antigen  (antigens),  atau  bisa  dikatakan  sebagai  generator  antibodi.
Beberapa  leukosit memproduksi antibodi  (antibodies) protein khusus yang melekat pada sel-sel
yang dianggap asing, menonaktifkan sel-sel  tersebut, memberi  tanda bagian mana  yang  harus
dihancurkan. Limfosit khusus yaitu ”memory  lymphocytes” (  limfosit adalah suatu  jenis leukosit )
tidak  bertugas  menghancurkan  sel-sel  asing,  tetapi  berfungsi  sebagai  cadangan.  Limfosit  ini dapat  berada  dalam  aliran  darah  selama  bertahun-tahun  dan  membentuk  pasokan  untuk
memberikan respon kekebalan yang cepat terhadap penyerangan berikutnya.

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat kita rentan terhadap penyakit
karena  melemahnya  sistem  kekebalan  tubuh,  membuat  kita  rentan  terhadap  penyakit  umum
seperti  demam  dan  flu,  juga  meningkatkan  risiko  berkembangnya  penyakit  kronis,  termasuk
kanker.

SEMBUHKAN PENYEBAB STRES 

Traumatis
Demikian  juga berbagai  stresor psikologis  seperti gejala umum mereka  yang merasakan  suatu
tekanan  persoalan,  seperti  keadaan  yang  digambarkan  pada  seorang  anak  yang  akan
mengahadapi ujian sekolahnya, biasanya pasti menghadapi suatu beban dalam fikirannya seperti
sulit  tidur,  atau  karena  stres mengalami  peristiwa  traumatis  seperti  gempa  bumi,  angin  badai,
atau bencana alam dan teknologi lainnya, ataupun karena kekerasan. Masalah kehidupan seperti
perceraian  atau  tidak  memiliki  pekerjaan  dalam  waktu  lama  juga  mempengaruhi  sistem
kekebalan.

Dukungan Sosial
Menurut  Jemmott  (1983),  dukungan  sosial  tampaknya  mengurangi  efek  negatif  stres  dalam
sistem kekebalan  tubuh. Sebagai contoh peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki
banyak  teman  mempunyai  daya  tahan  tubuh  yang  lebih  baik  daripada  mahasiswa  yang
mempunyai  teman  sedikit.  Begitu  pula  Menurut  Glaser  (1985),  siswa-siswa  yang  kesepian
menunjukkan  penurunan  respon  kekebalan  yang  lebih  besar  dibandingkan  siswa-siswa  yang
memiliki dukungan sosial yang  lebih banyak. Dan penelitian Kiecolt  (1987) menerangkan orang
yang  baru  bercerai  pada  rumah  tangganya  juga  menunjukkan  bukti-bukti  memiliki  respon
kekebalan yang menurun, terutama bagi mereka yang lebih terikat dengan mantan pasangannya.

Influenza
Pemaparan  terhadap  stres  dikaitkan  dengan  peningkatan  dan  risiko  berkembangnya  influenza.
Dalam  sebuah  studi  yang  dilakukan  oleh  Stone  dkk.,  (1994),  orang-orang  yang  dilaporkan
mengalami tingkatan stres harian yang lebih tinggi, seperti tekanan di tempat kerja, menunjukkan
antibodi yang  lebih  rendah dalam darah, dan berfungsi melawan virus  flu. Pada penelitian  lain,
Cohen  dkk  (1998)  memaparkan  tentang  stres  kronis  yang  parah  bila  berlangsung  selama
sebulan  atau  lebih  dan  terkait  dengan  pekerjaan  yang  tidak menentu,  seperti:  pengangguran,
atau masalah pribadi dengan anggota keluarga atau  teman, dapat diasosiasikan dengan  resiko
berkembangnya  influenza  yang  lebih  besar.  Namun,  dukungan  sosial  dapat  meningkatkan
ketahanan pada  influenza. Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki  tipe hubungan
sosial  yang  lebih  beragam-dengan  pasangan,  anak-anak,  keluarga  lainnya,  teman,  kolega,
anggota  organisasi  dan  kelompok  religi,  dan  seterusnya-lebih  kecil  kemungkinannya
dibandingkan orang lain untuk terserang influenza. Dalam agama juga telah dianjurkan agar kita
penting  melakukan  hubungan  sosial  antar  sesama  atau  bagi  umat  Islam  dikenal  dengan
”memperbanyak silaturahmi” dan banyak berkawan pada orang-orang yang memiliki pandangan
positif.

Sindrome
Peneliti  tentang  stres,  Hans  Selye  (1976)  menciptakan  istilah  sindrom  adaptasi  menyeluruh
(general adaptation syndrome  / GAS) untuk menjelaskan pola  respons biologis umum  terhadap
stres  yang  berlebihan  dan  berkepanjangan.  Model  GAS  menyatakan  bahwa  dalam  keadaan
stres, tubuh kita seperti jam dengan sistem alarm yang tidak berhenti sampai tenaganya habis.

Gas  terdiri  tiga  tahap:  Tahap  reaksi  waspada  (alarm  reaction),  tahap  resistensi  (resistance
stage), tahap kelelahan (exhaustion stage). Persepsi  terhadap stresor yang muncul secara  tiba-
tiba  (contohnya  sebuah mobil  yang menyalip mobil Anda di  jalan  tol) akan memicu munculnya
reaksi waspada. Reaksi  ini menggerakkan  tubuh untuk mempertahankan diri. Diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin dan cabang simpatis dari sistem saraf otonom. Pada tahun 1929,
Walter Cannon,  seorang  ahli  fisiologi  (Harvard University) menyebut  pola  respons  ini  sebagai
“reaksi  berjuang  atau melarikan  diri  (fight-or-flight  reaction)”. Apabila  stresor  bersifat  persisten,
kita akan mencapai tahap resistansi (resistance stage), atau tahap adaptasi pada GAS. Respon-
respons endokrin dan sistem simpatis (misalnya, melepaskan hormon-hormon stres)  tetap pada
tingkat  tinggi,  tetapi  tidak  setinggi  sewaktu  tahap  reaksi  waspada.  Pada  tahap  ini  tubuh
membentuk tenaga baru dan memperbaiki kerusakan. Apabila stresor tetap berlanjut atau terjadi
stresor baru yang memperburuk keadaan, kita dapat sampai pada  tahap kelelahan  (exhaustion
stage)  dari GAS. Meskipun  daya  tahan  terhadap  stres  antar  individu  berbeda,  semua  individu
pada akhirnya kelelahan atau kehabisan tenaga. Tahap kelelahan ditandai oleh dominasi cabang
parasimpatis dari ANS (susunan saraf otonom). Sebagai akibatnya, detak jantung dan kecepatan
nafas menurun. Apabila kondisi sumber stres menetap, kita mengalami apa yang disebut Selve
sebagai  “penyakit adaptasi”  (diseases of adaptation). Penyakit adaptasi  ini  rentangnya panjang,
mulai dari reaksi alergi sampai penyakit jantung, bahkan sampai pada kematian.

PSIKOSOMATIS
Gangguan  fisik  yang  diyakini  disebabkan  atau  dipengaruhi  oleh  faktor  psikologis  pada
masa lalu disebut Psikosomatis (psychosomatic) atau psikofisiologis. Istilah psikosomatis berasal
dari bahasa Yunani psyche, yang artinya  “jiwa” atau  “intelek,” dan  “soma”  yang berarti  “tubuh”.
Gangguan  fisik yang menyangkut unsur psikologis bentuknya mulai dari asma dan sakit kepala
sampai sakit jantung.

Tukak lambung
Maag  juga  merupakan  penyakit  disebabkan  gangguan  psikosomatis,  tetapi  telah  dievaluasi
kembali  dalam  penelitian  yang mendapatkan  bahwa  suatu  bakteri, H.  Pylori,  dan  bukan  stres
atau  diet,  penyebab  sebagian  besar  penyakit maag.  Peneliti-peneliti mencurigai  bahwa  maag
terjadi karena bakteri merusak lapisan pelindung perut atau usus. Pengobatan dengan antibiotik
dapat membantu menyembuhkan maag dengan cara menyerang bakteri secara langsung, belum
diketahui mengapa sebagian orang yang memiliki bakteri didalam tubuhnya ada yang mengalami
maag  dan  ada  yang  tidak.  Keganasan  jenis  H  pylori  mungkin  berperan  dalam  menentukan
apakah  orang  yang  terinfeksi  H.  Pylori  tersebut  kemudian  terkena  maag.  Selain  itu  ada
kemungkinan pula bahwa stres psikologis berperan juga.

Demikian pula sakit kepala yang  terjadi  tidak bersamaan dengan gejala-gejala yang  lain, maka
sakit  kepala  ini dapat dikelompokkan  sebagai gangguan  fisik  yang  berhubungan dengan  stres,
yang dapat menyebabkan kontraksi kuat  terhadap kulit kepala, muka,  leher dan bahu sehingga
muncul  sakit  kepala  yang  periodik  dan  kronis.  Sakit  kepala  seperti  itu  secara  beransur-ansur
berkembang dan biasanya ditandai dengan rasa sakit yang  terus-menerus di kedua sisi kepala,
disertai dengan tekanan yang menghimpit.

Sebuah  survei  di  daerah  Baltimore  menunjukkan  bahwa  38%  responden  mengeluh  kadang-
kadang  mengalami  sakit  kepala  karena  tegang.  Survei  ini  menunjukkan  bahwa  wanita  akan
mengalami tingkat sakit kepala16% lebih tinggi dari pada laki-laki. Kebanyakan sakit kepala yang
lain,  termasuk  sakit  kepala  sebelah  (migren)  yang  parah,  diyakini melibatkan  perubahan  aliran
darah ke kepala.

Migren
Migren  diderita  oleh  lebih  dari  28  juta  orang  Amerika.  Biasanya  migren  berlangsung  selama
beberapa  jam  atau  beberapa  hari.  Sakit  ini  dapat  muncul  setiap  hari  atau  sering  kali  setiap
bulannya. Sakit  ini ditandai dengan  rasa  yang menusuk disebelah sisi kepala atau di belakang
mata.  Sakit  ini  dapat menjadi  begitu  intensnya  sehingga  tidak  tertahankan.  Upaya mengatasi
sakit migren yang parah malah dapat menimbulkan  rendahnya kualitas hidup dan menimbulkan
gangguan pada tidur, dan proses berpikir (Lipton dkk., 2000).

Menurut Olesen (1994), ada dua tipe utama migren yaitu tanpa aura (disebut migren biasa) dan
migren dengan aura  (disebut dengan migren klasik). Aura adalah sekelompok  tanda peringatan sebelum  terjadinya  serangan  migrein.  Aura  dicirikan  dengan  distorsi  persepsi  seperti  kilatan
cahaya,  gangguan  pandangan,  atau  pandangan  gelap  gulita.  Kira-kira  1  sampai  5  penderita
migren mengalami aura ini. Ada dan tidaknya aura ini, kedua migren ini dapat dikatakan sama.

Bisul
Radang dinding  lambung adalah  lubang dalam  lapisan perut  (duodenum) yang ditimbulkan oleh
pengeluaran  terlalu  banyak  asam  hidroklorik.  Pada  proses  pencernaan,  asam  hidroklorik
berinteraksi  dengan  macam-macam  enzim  untuk melumatkan makanan  ke  dalam  komponen-
komponen yang dimanfaatkan oleh  tubuh. Bila asam hidroklorik dikeluarkan dalam  jumlah yang
terlalu banyak, asam itu pelan-pelan mengikis lapisan getah yang melindungi dinding perut, dan
menimbulkan  lubang-lubang  kecil. Sejumlah  faktor  dapat menyebabkan  peningkatan  keluarnya
asam hidroklorik, dan stres kejiwaan tampaknya merupakan salah satunya.

Stres  yang  tak  terkontrol  benar-benar  mendorong  ke  arah  timbulnya  bisul.  Stres  merupakan
faktor  yang menjurus  ke  bisul  –  terutama  untuk  orang-orang  yang  secara  biologis  cenderung
untuk mengeluarkan asam hidroklorik secara besar-besaran. Pengawas perjalanan kapal udara,
yang bekerja di bawah  tekanan yang meningkat dan harus memberikan keputusan segera yang
mempengaruhi keselamatan beratus-ratus orang, mempunyai penderitaan bisul (radang) dinding
lambung yang paling  tinggi dalam segala profesi dan kemungkinan  lebih besar untuk menderita
tekanan darah tinggi dan sakit jantung ketimbang orang biasa.

Karakter
Satu  bidang  riset  telah mengenali  suatu pola  perilaku disebut  “tipe A,”  yang  tampaknya  ciri-ciri
orang  yang menderita  serangan  jantung.  Orang  yang  bertipe  A  digambarkan  sebagai  sangat
suka  bersaing  dan  berorientasi  kepada  prestasi; mereka memiliki  perasaan  pentingnya waktu,
mereka  sulit  bersantai,  dan  menjadi  tak  sabar  dan  marah  bila  mendapati  penundaan  atau
mendapati orang-orang yang berkompeten. Asumsinya adalah bahwa orang-orang semacam itu,
walau tampak di luar percaya pada dirinya, cenderung tetap berperasaan ragu-ragu pada dirinya;
mereka mendorong  diri mereka untuk mencapai  sesuatu  yang makin  lama makin  besar dalam
jangka waktu makin  lama makin kurang. Tekanan untuk mencapai, ditambah dengan perasaan
permusuhan yang tersembunyi, dipandang sebagai ciri-ciri yang paling mungkinuntuk tumbuhnya
penyakit  jantung.  Orang-orang  yang  bertipe  B  digambarkan  sebagai  orang-orang  yang  tidak
menonjolkan  ciri-ciri  khas  yang  tertera bagi orang  yang bertipe A. Orang-orang  yang bertipe B
dapat santai  tanpa merasa bersalah dan bekerja  tanpa menjadi bernafsu; mereka tidak memiliki
perasaan  pentingnya  waktu  dengan  akibat  munculnya  ketidaksabaran.  Marah  dan  perasaan
benci  sukar  dibangkitkan  dengan  gampang  pada  orang-orang  sedemikian,  dan  mereka
menunjukkan kurang perlu untuk mengetengahkan dan membicarakan prestasi.

Beberapa  Studi  Psikologi menunjukkan  orang-orang  yang  bertipe  A  kemungkinan  lebih  besar
menderita serangan  jantung daripada orang bertipe B. Bagaimana  tingkah  laku orang bertipe A
mempengaruhi system cardiovascular masih belum dimengerti dengan jelas. Pengaruh fisiologis
dari stres semacam  ini yang dialami oleh orang-orang bertipe A mungkin menyangkut kolesterol
darah yang terus meningkat, kecenderungan yang meningkat ke arah pembentukan pembekuan
darah, menambah  tekanan  darah,  atau menambah  pengeluarannya  hormon  norepinefrin,  yang
dapat  menimbulkan  keabnormalan  pada  detak  jantung.  Suatu  tinjauan  riset  menyimpulkan
tingkah  laku  orang  bertipe A memberi  resiko  yang  utama  bagi  penyakit  jantung  seperti  halnya
merokok, tekanan darah tinggi, tingkat kolesterol yang tinggi.

______________________________________________________________________
RINGKASAN CATATAN PENELITIAN

Kreativitas dan Aktualisasi Diri 
O'Haire dan Marcia (1980). Studi yang mencoba untuk mengukur dua aspek pribadi berfungsi  telah menghasilkan hasil
campuran, membuat perbandingan dengan ide-ide tradisional dan Aktualisasi diri dan kreativitas yang menghasilkan efek
pada pengembangan kepribadian secara keseluruhan.  Cowger  and Torrance  (1982), Meditators  atau  para  pelaku meditasi  yang  di  uji, mencapai  atau memperoleh  statistik
signifikan kesadaran yang  tinggi dalam masalah, mengubah persepsi, penemuan, pengalaman  indrawi, ekspresi emosi /
perasaan, sintesis, visualisasi  tidak biasa,  internal visualisasi, humor, dan  fantasi. Mereka mengalami  relaksasi selama
bermeditasi  statistik  signifikan  dalam  kefasihan  lisan,  lisan  orisinalitas,  kefasihan  figural,  dan  figural  orisinalitas,  dan
secara statistik signifikan dalam memperoleh pengalaman indrawi, sintesis, dan visualisasi. Bila Linear Models Prosedur
ini  digunakan  untuk  membandingkan  perubahan  yang  dicatat  oleh  kelompok  meditasi  dan  relaksasi,  Tim  peneliti
menemukan bahwa perubahan dari grup meditasi yang melampaui relaksasi dari grup dirasakan pada perubahan akibat
kondisi baru, ekspresi emosi, visualisasi internal, dan gambar / adanya perubahan aura penampilan meditators. 
Earlier, Kubose and Umemoto  (1980),   Mereka menemukan bahwa efek kejenuhan  yang dihasilkan dari konsentrasi
berkepanjangan,  yakni  merupakan  sebuah  perpaduan  aktifitas  yang  kontradiktif  dari  otak  kiri  yang  setengah  bulat
berfungsi. Mereka  juga mencatat  bahwa  situasi  saat  bermeditasi  tersebut  terlibat  proses psikologis,  termasuk  tahapan
persiapan, inkubasi, cahaya, dan evaluasi. 
Menurut  Sallis  dan Abraham Maslow  (1982),  Pada  filosofi Meditasi, memiliki  pandangan  bahwa manusia  dikaruniai
potensi  untuk  pertumbuhan  yang  terhambat  oleh  ragam  sosial  dan  ketakutan. Meskipun  seorang  guru meditasi  yang
mengajarkan aktualisasi diri  tersebut merupakan  langkah di antara perjalanan seorang meditator dan orang yang benar
memiliki potensi jauh melebihi imajinasi. 
Westerners,  seorang  psychotherapists  (1984)  menerangkan  pula  bahwa  praktek  meditasi  sebagai  sarana  untuk
meningkatkan  pertumbuhan  proses,  dan  pertimbangan  teori meditasi  dapat menambahkan  dimensi  baru  pada  konsep
pertumbuhan dan potensi manusia. 
0 Responses