patofisiologi



E.     PATOFISIOLOGI
Reaksi auto imun terjadi dalam jaringan sinovial.  Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.  Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus.  Pannus akan menghilangkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.  Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekakuan kontraksi otot  (Brunner & suddarth, 2002 hal. 1800).
Penyakit rematik juga dapat menyerang sendi pergelangan kaki, lutut dan pinggul, meskipun lebih jarang terjadi. Ciri khas penyakit ini adalah sendi yang terserang lebih dari tiga dan secara simetris kanan dan kiri. Penyakit atrittis reumatoid sangat jarang mengenai satu sendi saja, misalnya lutut (Putranto, 2009 cetakan ke 11 hal. 40).
Awitan Artritis reumatoid biasanya bertahap, namun 15 hingga 20 % pasien mengalaminya secara tiba-tiba.  Gejala seperti kelelahan, anoreksia, malaise, penurunan berat badan, kelemahan, dan “sakit” serta “nyeri” menyeluruh biasanya mengarahkan awitan Artritis reumatoid, pertama kali mengenai banyak sendi pada kira-kira 75% pasien.  Sendi kecil pada tangan dan kaki paling sering terkena.  Pada akhirnya, keterlibatan tangan tersebut predominan, dengan sendi PIP dikenai pada 85% pasien, sendi metakarpofalangeal (MCP) pada 70 %, dan pergelangan tangan pada 80 %.  Sendi lainnya seperti pada sendi lutut, vertebra cervicalis, kaki, dan temporomandibular sering terkena, walaupun lebih jarang  (Susan J. Garrison, 2010 hal. 54).
0 Responses